Organisasi merupakan wadah aktivitas manusia untuk mencapai suatu
tujuan. Hal ini menunjukan bahwa roda organisasi akan digerakan oleh
sekelompok orang dengan karakteristiknya yang berbeda-beda.
Karakteristik manusia yang berbeda-beda tersebut akan menghasilkan aneka
ragam perilaku yang mempengaruhi kinerja organisasi.
Untuk menserasikan derap langkah semua orang yang ada di dalam organisasi diperlukan adanya pemimpin dengan kepemimpinan yang dapat diterima oleh orang-orang yang tegabung di dalamnya. Kepemimpinan para pemimpin akan sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Siagian (1986 : 36) menyatakan kepemimpinan merupakan inti daripada manajemen, karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat manusia dan alat-alat lainnya dalam suatu organisasi. Sukses atau gagalnya pencapaian tujuan suatu organisasi sangat besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan daripada orang-orang yang diserahkan memimpin organisasi tersebut.
Dengan gambaran pemikiran sebagaimana dikemukakan di atas maka pertanyaannya, bagaimanakah kepemimpinan seorang pemimpin tesebut seharusnya di dalam memimpin pekerjaan para bawahan?. Fokus pembahasan tulisan ini ditujukan pada kepemimpinan dalam rangka mengarahkan pekerjaan para bawahan dalam sebuah organisasi.
Kepemimpinan
Kepemimpinan mengandung makna yang luas, maka dalam tulisan ini perlu dilakukan pembatasan. Membicarakan kepemimpinan berarti membicarakan pemimpin. Tohardi, (2002 : 295) menyatakan pemimpin adalah orang yang mempunyai tugas untuk mengarahkan dan membimbing bawahan dan mampu memperoleh dukungan bawahan sehingga dapat menggerakan bawahan tersebut ke arah pencapaian organisasi. Dengan kata lain pemimpin adalah orang yang melakukan kepemimpinan.
Difinisi yang menjelaskan tentang kepemimpinan telah cukup banyak diberikan oleh para cendikiawan. Koontz dan O’donell (dalam Tohardi, 2002 : 294) mendifinisikan kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang untuk ikut serta dalam mecapai tujuan bersama. Young (dalam Deny, 2012) mengatakan kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dari kedua difinisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh cendikiawan tersebut di atas, dalam tulisan ini dapat ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang pimpinan organisasi untuk mempengaruhi para bawahannya agar mereka dapat melaksanakan tugas pekerjaannya mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Pencapaian tujuan organisasi akan diselenggarakan oleh banyak orang yang tergabung di dalamnya. Organisasi akan digerakan oleh sekolompok orang dengan pembagian tugas dan dikoordinasikan secara berjenjang. Siagian (1986 : 36) menyatakan dalam setiap organisasi terdapat tiga tingkatan kelompok pimpinan yaitu, top manajemen (administrative management), kelompok pimpinan tingkat menengah (middle management), dan kelompok pimpimpinan tingkat bawahan (lower management). Dengan demikian kepemimpinan setiap orang pemimpin dalam jenjang organisasi dituntut untuk mempunyai kemampuan tertentu sesuai dengan jenjangnya dalam rangka mengarahkan pekerjaan bawahan yang dipimpinnya.
Skill Memimpin
Tohardi (2002 : 295) mengatakan kepemimpinan sama dengan memimpin. Setiap pemimpin organisasi dalam kepemimpinannya mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisasikan dalam usaha menentukan tujuan dan pencapaiannya. Skill dapat diartikan sebagai keterampilan. Jadi skill kepemimpinan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin pekerjaan bawahannya. Keterampilan yang dimiliki oleh seseorang akan menjelma menjadi kemampuan dan bermuara menjadi kualitas pribadi orang tersebut.
Menurut Siagian (1986 : 37-38) setiap pemimpin pada tingkat apapun posisinya dalam struktur organisasi akan memerlukan keterampilan yang disebut dengan istilah technical skills dan managerial skills. Aksioma yang berlaku dalam bidang ini adalah semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi, semakin kurang diperlukan technical skills dan semakin besar diperlukan managerial skills. Dengan kata lain juga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kedudukan seorang pemimimpin dalam struktur organisasi dia harus menjadi orang yang generalist, sebaliknya semakin kebawah posisinya sebagai pemimpin dia dituntut untuk mejadi seorang yang spesialis.
Adapun yang dimaksudkan dengan technical skills adalah keterampilan teknis yang berkaitan dengan bidang teknis pekerjaan yang dipimpin. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai keterampilan tentang seluk beluk pekerjaan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan managerial skills adalah keterampilan untuk melakukan pengelolaan sumber-sumber daya yang ada dalam menjalankan roda organisasi. Keterampilan managerial tersebut berkenaan dengan merencanakan, mengorganiasikan, menggerakan, dan mengawasi. Termasuk pula di dalamnya keterampilan yang berkenaan dengan penentuan tuajuan, perumusan kebijaksanaan, penggerakan kelompok pimpinan yang lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang besifat menyeluruh dari organisasi yang dipimpinnya.
Dilihat dari teori perilaku (behavior theory), dikatakan keberhasilan ataupun kegagalan seorang pemimpin ditentukan oleh cara-cara mereka bertindak dalam menghadapi orang yang dipimpinnya. Cara-cara bertindak tersebut meliputi, memberikan perintah, memberikan tugas, berkomunikasi, membuat keputusan, mendorong semangat bawahan, memberikan bimbingan, menegakan kedisiplinan, mengawasi pekerjaan bawahan, meminta laporan dari bawahan, memimpin rapat, dan menegur kesalahan bawahan (Tohardi, 2002 : 300). Dalam tulisan ini diartikan bahwa keberhasilan dan kegagalan tersebut mencerminkan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Kemampuan tersebut meliputi dimensi pada cara berperlaku sebagaimana yang disebutkan di atas.
Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan secara singkat, kepemimpinan seorang pemimpin yang seharusnya di dalam memimpin pekerjaan para bawahan, secara umum mereka yang akan memimpin pekerjaan para bawahan hendaknya terlebih dahulu harus belajar dan melatih diri terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seluk beluk pekerjaan teknis. Kemudian juga harus belajar dan melatih diri dalam manajemen. Kedua hal ini harus dilakukan oleh seseorang yang akan mempersiapkan diri sebagai seorang pemimpim dalam organisasi. Lambat laun sesuai dengan perkembangan kematangan psikologinya seseorang akan mempunyai keterampilan yang disebut dengan keterampilan teknis maupun keterampilan manajemen. Kedua keterampilan ini melalui proses belajar yang berkelanjutan akan berkembang menjadi unjuk kemampuan dalam memimpin.
Secara lebih spesifik kemampuan yang perlu diasah melalui proses belajar dan berlatih adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengorganisasian, komunikasi, pengambilan keputusan, memotivasi dan berdisiplin. Pengasahan kemampuan ini akan dapat menjelma menjadi kemampuan mempengaruhi para bawahan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sumber atau Link : http://redioka.wordpress.com/2012/11/05/kepemimpinan-organisasi/
Untuk menserasikan derap langkah semua orang yang ada di dalam organisasi diperlukan adanya pemimpin dengan kepemimpinan yang dapat diterima oleh orang-orang yang tegabung di dalamnya. Kepemimpinan para pemimpin akan sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Siagian (1986 : 36) menyatakan kepemimpinan merupakan inti daripada manajemen, karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat manusia dan alat-alat lainnya dalam suatu organisasi. Sukses atau gagalnya pencapaian tujuan suatu organisasi sangat besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan daripada orang-orang yang diserahkan memimpin organisasi tersebut.
Dengan gambaran pemikiran sebagaimana dikemukakan di atas maka pertanyaannya, bagaimanakah kepemimpinan seorang pemimpin tesebut seharusnya di dalam memimpin pekerjaan para bawahan?. Fokus pembahasan tulisan ini ditujukan pada kepemimpinan dalam rangka mengarahkan pekerjaan para bawahan dalam sebuah organisasi.
Kepemimpinan
Kepemimpinan mengandung makna yang luas, maka dalam tulisan ini perlu dilakukan pembatasan. Membicarakan kepemimpinan berarti membicarakan pemimpin. Tohardi, (2002 : 295) menyatakan pemimpin adalah orang yang mempunyai tugas untuk mengarahkan dan membimbing bawahan dan mampu memperoleh dukungan bawahan sehingga dapat menggerakan bawahan tersebut ke arah pencapaian organisasi. Dengan kata lain pemimpin adalah orang yang melakukan kepemimpinan.
Difinisi yang menjelaskan tentang kepemimpinan telah cukup banyak diberikan oleh para cendikiawan. Koontz dan O’donell (dalam Tohardi, 2002 : 294) mendifinisikan kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang untuk ikut serta dalam mecapai tujuan bersama. Young (dalam Deny, 2012) mengatakan kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dari kedua difinisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh cendikiawan tersebut di atas, dalam tulisan ini dapat ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang pimpinan organisasi untuk mempengaruhi para bawahannya agar mereka dapat melaksanakan tugas pekerjaannya mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Pencapaian tujuan organisasi akan diselenggarakan oleh banyak orang yang tergabung di dalamnya. Organisasi akan digerakan oleh sekolompok orang dengan pembagian tugas dan dikoordinasikan secara berjenjang. Siagian (1986 : 36) menyatakan dalam setiap organisasi terdapat tiga tingkatan kelompok pimpinan yaitu, top manajemen (administrative management), kelompok pimpinan tingkat menengah (middle management), dan kelompok pimpimpinan tingkat bawahan (lower management). Dengan demikian kepemimpinan setiap orang pemimpin dalam jenjang organisasi dituntut untuk mempunyai kemampuan tertentu sesuai dengan jenjangnya dalam rangka mengarahkan pekerjaan bawahan yang dipimpinnya.
Skill Memimpin
Tohardi (2002 : 295) mengatakan kepemimpinan sama dengan memimpin. Setiap pemimpin organisasi dalam kepemimpinannya mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisasikan dalam usaha menentukan tujuan dan pencapaiannya. Skill dapat diartikan sebagai keterampilan. Jadi skill kepemimpinan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin pekerjaan bawahannya. Keterampilan yang dimiliki oleh seseorang akan menjelma menjadi kemampuan dan bermuara menjadi kualitas pribadi orang tersebut.
Menurut Siagian (1986 : 37-38) setiap pemimpin pada tingkat apapun posisinya dalam struktur organisasi akan memerlukan keterampilan yang disebut dengan istilah technical skills dan managerial skills. Aksioma yang berlaku dalam bidang ini adalah semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi, semakin kurang diperlukan technical skills dan semakin besar diperlukan managerial skills. Dengan kata lain juga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kedudukan seorang pemimimpin dalam struktur organisasi dia harus menjadi orang yang generalist, sebaliknya semakin kebawah posisinya sebagai pemimpin dia dituntut untuk mejadi seorang yang spesialis.
Adapun yang dimaksudkan dengan technical skills adalah keterampilan teknis yang berkaitan dengan bidang teknis pekerjaan yang dipimpin. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai keterampilan tentang seluk beluk pekerjaan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan managerial skills adalah keterampilan untuk melakukan pengelolaan sumber-sumber daya yang ada dalam menjalankan roda organisasi. Keterampilan managerial tersebut berkenaan dengan merencanakan, mengorganiasikan, menggerakan, dan mengawasi. Termasuk pula di dalamnya keterampilan yang berkenaan dengan penentuan tuajuan, perumusan kebijaksanaan, penggerakan kelompok pimpinan yang lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang besifat menyeluruh dari organisasi yang dipimpinnya.
Dilihat dari teori perilaku (behavior theory), dikatakan keberhasilan ataupun kegagalan seorang pemimpin ditentukan oleh cara-cara mereka bertindak dalam menghadapi orang yang dipimpinnya. Cara-cara bertindak tersebut meliputi, memberikan perintah, memberikan tugas, berkomunikasi, membuat keputusan, mendorong semangat bawahan, memberikan bimbingan, menegakan kedisiplinan, mengawasi pekerjaan bawahan, meminta laporan dari bawahan, memimpin rapat, dan menegur kesalahan bawahan (Tohardi, 2002 : 300). Dalam tulisan ini diartikan bahwa keberhasilan dan kegagalan tersebut mencerminkan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Kemampuan tersebut meliputi dimensi pada cara berperlaku sebagaimana yang disebutkan di atas.
Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan secara singkat, kepemimpinan seorang pemimpin yang seharusnya di dalam memimpin pekerjaan para bawahan, secara umum mereka yang akan memimpin pekerjaan para bawahan hendaknya terlebih dahulu harus belajar dan melatih diri terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seluk beluk pekerjaan teknis. Kemudian juga harus belajar dan melatih diri dalam manajemen. Kedua hal ini harus dilakukan oleh seseorang yang akan mempersiapkan diri sebagai seorang pemimpim dalam organisasi. Lambat laun sesuai dengan perkembangan kematangan psikologinya seseorang akan mempunyai keterampilan yang disebut dengan keterampilan teknis maupun keterampilan manajemen. Kedua keterampilan ini melalui proses belajar yang berkelanjutan akan berkembang menjadi unjuk kemampuan dalam memimpin.
Secara lebih spesifik kemampuan yang perlu diasah melalui proses belajar dan berlatih adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengorganisasian, komunikasi, pengambilan keputusan, memotivasi dan berdisiplin. Pengasahan kemampuan ini akan dapat menjelma menjadi kemampuan mempengaruhi para bawahan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sumber atau Link : http://redioka.wordpress.com/2012/11/05/kepemimpinan-organisasi/